Postingan

‘Selow’ Ketar-ketir Bernapas di 22 Mei 2019

Aksi Damai baru saja membungkam Jakarta sementara waktu, mereka yang melabeli dirinya tengah berjihad di jalan Tuhan dan membela ‘kebenaran’ nyatanya justru menciptakan demonstrasi rusuh di Jalan MH Thamrin. Merusak kawat pembatas, menjebol gerbang Bawaslu, menjarah toko kelontong, melempari aparat dengan batu, petasan dan cacian hingga merusak berbagai insfrstruktur. Naas! Manusiakah mereka? Masih humaniskah mereka menjadi human? Apa lupa caranya memanusiakan manusia? Semua orang cemas jika sampai terjadi kejadian yang tidak dikehendaki terjadi, khawatir jika sanak saudara terlibat atau bahkan terkepung tidak bisa keluar dari lingkaran demonstran. Banyak orang lebih memilih diam di rumah, mengunci rapat-rapat rumah mereka takut kerusuhan menyusup lewat cela-cela yang luput terjaga. Tapi bisakah kerusuhan yang ditimbulkan sejak dini hari pada 22 Mei bisa dijalani dengan ‘selow’, seolah Jakarta, tanah rantau yang sedang saya sayang-sayangi karena mau nggak mau harus balik lagi kesi

Karnaval Nyanyian Anak ‘Joglosemarkerto’

Gambar
"Naik kereta api, tut tuut tuuuut, siapa hendak turun. Nisaaaaa, Nisaaaaa, aaaaaa," nyanyian balita didalam gerbong kereta menuju Solo. Di penghujung pergantian tahun, libur anak sekolah telah tiba. Banyak diantaranya memilih mengosongkan rumah dan melakukan perjalanan atas nama ‘melepas penat’ yang telah diemban setahun penuh. Memboyong istri serta anaknya dengan tujuan menyelaraskan kaki dengan alam. Begitu pula denganku, lewat moda transportasi kereta terobosan baru ‘Joglosemarkerto’ aku memilih meliburkan diri dari rutinitas pengangguran ke Yogyakarta. Jika biasanya kereta diisi oleh banyak orang dewasa, berbeda halnya saat musim liburan tiba dimana lebih didominasi oleh keluarga baru dengan membawa 2 anak, mungkin mereka mengikuti program pemerintah 2 anak lebih baik, dan muda-mudi. Karena itu, gerbong yang biasanya sunyi sehingga membuat sesiapa cepat tertidur hal ini tak berlaku ketika sudah mendengar anak-anak kecil bersahutan, baik yang menangis,

Ngapain Traveling ke Pulau Dewata?

Gambar
Ada yang bilang, "Ngapain traveling, ngabisin duit aja. Mending uangnya ditabung buat masa depan." Kadang saya berasumsi mereka belum sempat menikmati keindahan semesta yang terpampang nyata di depan mata. Padahal melakukan suatu perjalanan bisa dijadikan tabungan hari tua. Pasalnya mereka bisa belajar banyak hal baru yang ditemui selama melakukan perjalanan mulai pendidikan karakter, kekuatan mental dan kebaikan terhadap makhluk lain baik manusia, hewan dan alam. Melabelkan diri sebagai seorang traveler sah-sah saja, terlebih sekarang orang bebas berekspresi dengan mengklaim dirinya menjadi apapun sesuka hati dan sudah menjadi hal yang lumrah. Menelanjangi kaki di pantai, menikmati kuliner khas, ikut workshop membatik dan menikmati panorama malam kota dari atas bukit menjadi daya tarik seseorang untuk melakukan perjalanan. Dan, salah satu tempat menarik untuk dijelajahi ialah Pulau Dewata, Bali. Bersama Bunda Melly dan Rahma, dua teman saya yang memiliki kepribadian

Melukai Hati Lewat Cinta Sendiri

Aku mengutuki diriku sendiri karena begitu bodoh Mencintai seoonggok batu Yang semakin hari semakin keras Bahkan untuk hanya menyentuhnya pun tak pantas Aku mengutuki diriku sendiri karena begitu bodoh Mencintai dalam sepi Dalam diam yang dibenam sendiri Aku mengutuki diriku sendiri karena begitu bodoh Menaruh harap kepada tembok dingin serupa manusia Yang berlomba mengambil oksigen bersama tanpa ada rasa Aku mengutuki diriku sendiri karena begitu bodoh Bermimpi, Mendamba dan berangan-angan bersama Aku mengutuki diriku sendiri karena begitu bodoh Ah, memang bodoh. Kepada, Matahari di Musim Hujan Selamat Tinggal.

Patah Hati dan Cara Menyembuhkannya

Patah hati merupakan hal yang paling menyakitkan. Bila saat ini Anda tengah mengalami hal itu, solusi yang tepat untuk menyembuhkan ialah dengan melepaskannya. Setelah patah hati, yang perlu disembuhkan bukanlah mantan melainkan diri sendiri. Tidak mudah memang menyembuhkan luka, semuanya butuh waktu. Bahkan, temanmu sendiri tidak akan membantu. Namun jika hingga kini kamu merasa kesulitan untuk menyembuhkan luka atas patah hatimu, yuk intip tip-tips berikut ini. Lepaskan Lewat Cara Sederhana Hal yang pertama kamu lakukan setelah perpisahan ialah meratapinya, jika Anda masih terus menangis, menangislah sampai lelah. Kemudian ambil langkah sederhana dengan cara terbangkan balon sebagai tanda pelepasan. Walau terdengar seperti anak kecil, hal ini bisa menjadi penyemangat mengawali hari. Hapus Semuanya Anda akan menjalani hari buruk ketika bangun dan mendapati sang mantan memposting foto dengan pacar barunya di media sosial. Terlebih jika masih menyimpan foto berdua di samping t

Selepas Lelah

ku ingin berjalan hingga lelah menggelayuti sampai mata memerah dan tak lagi sanggup menahan kantuk hingga pundak tak lagi mampu menggendong daypack dan kaki tak lagi bisa kuat berjalan ku bayangkan, selepas lelah, aku kan menikmati tidur panjang dengan mimpi paling menggoda bertemu denganmu di sana berjumpa, bergandengan dan melepas rindu tak pernah ku bayangkan akan seperti apa cantiknya senyumku hari itu

Pulang

Sayang, Pekan lalu aku pulang Ke tempat aku dulu merayakan kehilanganmu Disana, luka masih sama Tapi bayangmu kian pudar Sayang, Di salah satu sudut kafe Jogja Ada perayu sepertimu Menawarkan rasa, asa dan harapan Katanya "aku sayang kamu" Ah, tapi itu tabu sayang Kedatanganku untuk kembali pulang Pulang untuk kembali Pulang untuk merayakan Pulang kepada jiwa yang telah berdamai dengan ketiadaan Jogja, 4 Desember 2017