"Aku Rela Bersusah-susah Demi Kita, Tetapi yang Aku Dapatkan Lelah Saja"
Bagaimana
aku tidak sedih? Kamu yang ku perjuangkan, untukmu aku berjuang demi mewujudkan
banyak hal. Namun, kamu selalu saja menyalahkan. Kamu selalu saja menuntut aku
ada di dekatmu. Kamu tidak mau belajar peduli, bahwa apa saja yang aku lakukan
hari ini, semua itu untuk kita nanti. Bagimu, waktu bersamamu tak boleh
diganggu. Sementara hidup terus berjalan. Masih banyak tantangan yang harus
kita taklukan. Masih banyak hal yang harus aku perjuangkan. Harusnya kamu
mengerti, semua itu kulakukan karena aku peduli. Aku ingin kamu baik-baik saja
denganku nanti. Demi itu, aku merelakan diri bersusah-susah menjalani hidupku.
Namun, apa yang aku dapat? Kamu selalu memintaku sesukamu. Seolah semua yang ku perjuangkan tidak berarti bagimu. Kamu lupa aku punya impian yang tidak pernah padam. Aku bekerja hingga larut malam demi semua itu. Aku relakan letihku untuk menemanimu di sela sibuknya waktu. Aku ingin kamu memahami, tetapi semua yang aku lakukan seolah tidak cukup untukmu. Kamu masih merasa banyak hal yang kurang. Kamu tidak bisa menerima semua yang sedang ku jalani. Kamu mengabaikan bahwa aku sedang berjuang untuk kita nanti.
Berkali-kali
aku menjelaskan. Namun, lelah saja yang aku dapatkan. Kamu kesal kepadaku sebab
tak banyak waktu yang ku punya. Semua terasa sia-sia saat kamu memilih
menyerah. Katamu lelah mendampingiku. Katamu tidak bisa menerima impianku. Aku memohon
padamu untuk mengerti. Namun, semua sudah tak lagi berarti. Kamu memilih pergi.
Kamu memilih meninggalkan aku.
Lama
sesak rasanya di dada. Hingga luka itu akhirnya bicara. Saat kamu tidak mau
mengerti dengan apa yang aku impikan. Mungkin kamu memang bukan bagian dari
impian itu. Aku telah lelah mati-matian berjuang. Namun, kamu tidak menghargai
dan memilih menjadikan kenangan. Semoga
nanti kamu temukan orang yang rela menyabarimu sesabar yang pernah aku lakukan.
Semoga nanti ada orang yang memperjuangkanmu, sekeras aku berjuang dulu. Semua yang
pernah ku impikan bersamamu biar ku hapus pelan-pelan. Satu yang pasti, aku
akan tetap berjuang, meski pada akhirnya pun harus pulang sendiri.
- Kutipan novel nonfiksi dari lelaki penyuka senja, hujan, dan kenangan @Boychandra
- Novel "Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai" cetakan kesebelas 2016
Komentar
Posting Komentar